Rabu, 15 Maret 2017

SINOPSIS NOVEL “RINDU” KARYA TERE LIYE


SINOPSIS NOVEL “RINDU” KARYA TERE LIYE
Oleh 
Anggi Anggraini



               Perjalanan panjang penuh kerinduan dimulai ketika sebuah kapal besar bernama Blitar Holland mendarat di Pelabuhan Makassar. 
Kapal tersebut nantinya akan berhenti dan menaikkan penumpang di Pelabuhan Surabaya, Semarang, Batavia, Lampung, Bengkulu, Padang, Banda Aceh. Kapal itu akan terus melaju hingga Jeddah karena para penumpang kapal tersebut adalah calon jamaah haji.
Jika kalian pernah menonton Film TITANIC, mungkin akan membayangkan hal yang sama di awal cerita pada novel ini yang hampir mirip dengan awalan film Titanic. Tapi harus ku akui, ini lebih keren dari titanic.
Satu persatu, tokoh dalam novel ini diperkenalkan. Tersebutlah Daeng Andipati, seorang yang terpandang karena telah berhasil menyelesaikan sekolahnya di Belanda. Ia bersama istri dan kedua anaknya, Elsa dan Ana. (Elsa dan Anna. secara terang terangan Penulis novel mengaku ini terinspirasi dari nama tokoh utama dalam film animasi Walt Disney berjudul: FROZEN)  Gurruta atau Ahmad Karaeng pun menjadi tokoh penting dalam novel ini. Ia adalah seorang ulama masyhur. Ada pula Kapten Philips, kapten kapal yang akan membawa penumpang menunaikan ibadah haji di Mekah. Serta ada Ambo Uleng, seorang kelasi pendiam yang direkrut oleh Kapten Philips dan menjadi satu-satunya kelasi yang dapat berbahasa Melayu. 
Selain itu juga ada tokoh Bonda Upe yang berangkat bersama suami tercinta menaiki BLITAR HOLLAND menuju Baitullah. Bonda Upe ini sangat pendiam, lebih suka mengurung diri, keluar hanya untuk kebutuhan ibadah, dan sesekali untuk makan. Meskipun dia berperan sebagai guru mengaji di dalam kapal.
Setelah berhenti di beberapa pelabuhan, rupanya kapal Blitar Holland ditumpangi oleh sepasang kakek - nenek yang saling mencintai. Mbah Kakung dan Mbah Putri beserta satu anak perempuannya naik dari Pelabuhan Semarang, Keromantisan pasangan yang tidak lagi muda itu membuat iri seluruh penghuni kapal. Meraka bisa saling mengenal karena setiap solat berjamaah, atau makan di kantin selalu bertemu. dan Akrab begitu saja, terlebih pada keluarga Daeng Andipati yang memiliki dua putri bertingkah menggemaskan.
Hari demi hari berlalu. Kisah perjalanan panjang itu mulai terangkai dan pertanyaan-pertanyaan itu satu per satu hadir. Ya, ada lima pertanyaan yang dibawa oleh penumpang dalam kapal Blitar Holland. 
Pertanyaan yang tercantum dalam sinopsis, tentang masa lalu yang memilukan. Tentang kebencian kepada seseorang yang seharusnya disayangi. Tentang kehilangan kekasih hati. Tentang cinta sejati. Tentang kemunafikan.

Jika kalian membaca Novel, sepertinya harus bersabar menanti pertanyaan - pertanyaan tersebut. Karena pertanyaan pertama saja baru terucap di Bab ke 31, sementara total seluruh bab mencapai 51 bab. Tapi jangan khawatir, karena pada setiap bab ada cerita penghantar pertanyaan - pertanyaan itu sendiri. Setiap bab tak boleh terlewatkan.
Pertanyaan pertama dari Bonda Upe, tentang  masa lalu yang memilukan.Ternyata di balik pendiamnya Bonda Upe yang sering mengurung diri di dalam kabin, memiliki masa lalu yang memilukan. Siapa sangka Guru mengaji di atas kapal ini dahulunya pernah terjerumus dalam lubang kemaksiatan. Meski itu sangat terpaksa, karena memang dipaksa.
Nasibnya masih untung, karena diselamatkan lelaki yang mencintainya sejak kecil, lelaki yang saat ini menjadi suami tercintanya.Dalam novel ini tokoh Guruta, atau Ahmad Karaeng yang berperan sebagai ulama termahsyur yang menjawab pemahaman - pemahaman dari setiap pertanyaan. Setiap pertanyaan terbagi menjadi 3 pemahaman baik.
Sayangnya dalam Novel setiap jawaban itu menuangkan kurang lebih 3 halaman, jadi tak bisa kuingat pasti jawaban itu.hanya inti dari jawaban pertama, yakni tentang masa lalu yang memilukan.  Cara terbaik menghadapi masa lalu adalah dengan dihadapi. Berdiri gagah. Mulailah dengan damai menerima masa lalumu? Buat apa dilawan? Dilupakan? Itu sudah menjadi bagian hidup kita. Peluk semua kisah itu. Berikan dia tempat terbaik dalam hidupmu. Itulah cara terbaik mengatasinya. (hal 312)
Pertanyaan ke dua adalah pertanyaan favoritku. Entahlah, mungkin karena aku hampir merasa memiliki pertanyaan yang sama, meski ceritanya berbeda.Pertanyaan ke dua berkaitan tentang kebencian pada  seseorang yang seharusnya kita sayangi.
Siapa sangka Daeng Andipati yang memiliki kekayaan di usia muda melalu kerja keras dari keringat sendiri ini memiliki kebencian pada seseorang, Daeng Andipati yang terlihat tak memiliki masalah karena selalu terlihat bahagia bersama kedua putri dan istrinya itu ternyata memiliki kebencian pada seseorang, bahkan setelah 5 tahun kematian orang tersebut malah semakin membencinya, Membenci orang yang seharusnya kita sayangi.

Hampir semua pertanyaan di jawab melalui kaliamat pemahaman oleh Guruta, Ulama Mahsyur dari ranah Sulawesi.  "... aku membencinya. Aku membenci ayahku sendiri." (hal. 370)" Ada orang-orang yang kita benci. Ada pula orang-orang yang kita sukai. Hilir mudik datang dalam kehidupan kita. Tapi apakah kita berhak membenci orang lain? ... Pikirkan dalam-dalam, kenapa kita harus benci? Kenapa? Padahal kita bisa saja mengatur hati kita, bilang saya tidak akan membencinya. Toh itu hati kita sendiri. Kita berkuasa penuh mengatur-aturnya. Kenapa kita tetap memutuskan membenci? Karena boleh jadi, saat kita membenci orang lain, kita sebenarnya sedang membenci diri sendiri." (hal. 373)."Maka ketahuilah Andi, kesalahan itu ibarat halaman kosong. Tiba-tiba ada yang mencoretnya dengan keliru. Kita bisa memaafkannya dengan menghapus tulisan tersebut, baik dengan penghapus biasa, dengan penghapus canggih, atau dengan apapun. Tapi tetap tersisa bekasnya. Tidak akan hilang. Agar semuanya benar-benar bersih, hanya satu jalan keluarnya, bukalah lembaran kertas baru yang benar-benar kosong.Buka lembaran baru, tutup lembaran lama yang pernah tercoret. Jangan diungkit-ungkit lagi. Jangan ada tapi, tapi, dan tapi. Tutup lembaran tidak menyenangkan itu. Apakah mudah melakukannya? Tidak mudah. Tapi jika kau sungguh-sungguh, jika kau berniat teguh, kau pasti bisa melakukannya, Andi. Berjanjilah kau akan menutup lembaran lama itu. Mulai membuka lembaran baru yang benar-benar kosong. Butuh waktu untuk melakukannya. Tapi aku percaya, saat kapal ini tiba di Jeddah, hati kau sudah lapang seperti halaman baru…”    Pertanyaan ketiga yang saya kira akan datang dari tokoh Ambo Uleng, Ternyata bukan, masih ada pertanyaan ketiga dari penumpang lain.
Ambo Uleng adalah pemuda gagah yang mendaftarkan diri di kapal Blitar Holland, jadi apapun, asalakan bisa ikut berlayar jauh dengan kapal ini, berlayar jauh meninggalkan kisah cinta yang menyakitkan. Beruntung kapten Philips memutuskan menerima Ambo Uleng yang nantinya justru akan menjadi SuperHero di kapal ini, Alias penyelamat keadaan.   Ada banyak kejadian yang membuat A  mbo Uleng menjadi penyelamat keadaan.Seperti ketika turun di pelabuhan Surabaya, saat Anna, Elsa dan Ayahnya (Daeng Andipati) berbelanja baju di pasar. Tiba - tiba suara bom berdentum, membuat panik seluruh isi pasar. Bom pembrontakan warga Surabaya pada penjajah belanda.
Semua panik, berlari sebisa mungkin keluar dari pasar, beberapa terjatuh, termasuk Anna, sementara Elsa tercerai berai dari Ayahnya, Daeng Andipati berteriak panik mencari kedua putrinya, hanya Elsa yang ketemu. beberapa kali Daeng andipati mencari Anna, bahkan sampai menerjunkan bantuan dari beberapa kelasi kapal. tapi hasilnya nihi.Ketika hampir Maghrib, datanglah Ambo uleng yang menggendong gadis berusia 9 tahun dengan wajah pias. Bukan hanya itu saja, bahkan Ambo uleng pernah menolong Daeng Andipati saat hendak ditikam penyelusup yang ternyata mantan pegawai Ayah Daeng Andipati yang memiliki Kebencian pada Ayahnya. Namun kebencian semua orang pada Ayahnya jika disatukan semua, takkan lebih besar dari kebencian Daeng Andipati pada ayahnya. Ambo Uleng juga menjadi penyelamat kapal ketika mesin uap di pastikan tidak bisa beroperasi. Seperti awal cerita, Ambo uleng adalah pelaut yang sangat berpengalaman, tapi bukan di bidang mesin uap, hanya untuk perahu berlayar ahlinya.Dan ketika itu, Mesin uap sempurna mati total, perahu terombang - ambing di tengah lautan luas saat malam sempurna menyelimut. Ambo uleng yang sempat melihat BLITAR HOLAND memiliki tiang layar memberanikan diri memberikan usul agar kapal tetap berjalan dengan Layar, Kapten Philips awalnya ragu, karena dia sendiri kapten yang memiliki jam terbang lebih banyak dari Ambo uleng belum pernah mengoprasikan BlitarHoland dengan layar, tapi Ambo Uleng meyakinkannya, hingga perahu tetap berlayar menuju pelabuhan Kolombo, Srilangka, untuk memperbaiki Mesin Uap kapal. Dan yang terahir adalah aksi Heroik dari Ambo Uleng. Yang ini tidak akan saya ceritakan, karena menurutku inilah klimaks dalam novel RINDU.
Kembali ke pertanyaan ke tiga. yang ternyata datang dari tokoh Mbah Kakung dan Mbah Putri, dalam perjalanan di tengah lautan, Mbah Putri meninggal. ini membuat Mbah kakung yang hampir selama hidupnya bisa menjawab semua pertanyaannya sendiri, kini tak bisa menjawab pertanyaan dari kenyataan. Keinginan Mbah Kakung agar kelak ketika mati agar dikuburkan berdampingan, sepertinya tidak mungkin terjadi, Mbah Putri di kuburkan seperti para pelaut sejati. Tetap dibungkus kain kafan, setelah disholati, kemudian di tenggelamkan dengan di beri beberapa bandul supaya tubuhnya tidak mengambang dan jatuh ke dasar lautan. Pertanyaan ketiga terucap ketika Anak Mbah Kakung memutuskan untuk meminta tolong Daeng Andipati, karena seharian Mbah kakung tidak makan apapun. Daeng Andipati datang bersama Guruta. Dan pertanyaan tentang Kehilangan kekasih hati terucap, juga terjawab menjadi tiga jawaban dengan pemahaman terbaik.
Dan Mbah kakung memiliki jiwanya kembali untuk melanjutkan perjalanan panjang 
Pertanyaan ke empat inilah yang bisa jadi menjadi pertanyaan sebagian besar para pembaca Novel yang ditunggu - tunggu, pertanyaan dari Kisah Cinta Ambo Uleng, dari kelasi yang pendiam, yang slalu menyibukkan diri untuk melupakan semua, tapi sekali saja mengingat kata Cinta, Ambo uleng bisa tak berkutik untuk melupakannya. Pertanyaan ke empat, Tentang Cinta sejati,Jawaban dari pertanyaan ini begitu terurai panjang.
Dan pertanyaan ke lima justru datang dari Guruta sendiri,Seorang ulama termashyur, memiliki karya hingga ratusan buku. Bisa menjawab bijak 4 pertanyaan sebelumnya. Tapi dia sendiri tak bisa menjawab pertanyaan yang bersemayam pada dirinya. Dari Ambo Uleng lah pertanyaan guruta terjawab. Bukan dengan tulisan, bukan dengan lisan, tapi dengan perbuatan!!!
Terjawab sempurna ketika Klimaks cerita terjadi, sebuah klimaks yang tak terduga. Sama sekali tak terduga. Bahkan Gurutta sempat di penjara ketika ketahuan oleh tentara Hindia Belanda yang bertugas mengawal BLITAR HOLLAND saat menyelesaikan sebuah buku karya terbarunya tentang KEMERDEKAAN ADALAH HAK SETIAP BANGSA DAN NEGARA. **

1 komentar:

  1. Tinting Stainless Steel Stainless Watch Band - The Tinting
    Tinting Stainless Steel Stainless Watch babyliss pro nano titanium Band - babyliss pro titanium straightener Tinting Stainless Steel Stainless Steel mens titanium earrings stainless titanium jewelry for piercings watches are made with premium steel to titanium hair straightener bring you the best

    BalasHapus