SINOPSIS NOVEL “RINDU” KARYA TERE LIYE
Oleh
Perjalanan panjang penuh kerinduan
dimulai ketika sebuah kapal besar bernama Blitar Holland mendarat di Pelabuhan Makassar.
Kapal tersebut nantinya akan berhenti dan menaikkan penumpang di Pelabuhan Surabaya, Semarang, Batavia, Lampung, Bengkulu, Padang, Banda Aceh. Kapal itu akan terus melaju hingga Jeddah karena para penumpang kapal tersebut adalah calon jamaah haji.
Kapal tersebut nantinya akan berhenti dan menaikkan penumpang di Pelabuhan Surabaya, Semarang, Batavia, Lampung, Bengkulu, Padang, Banda Aceh. Kapal itu akan terus melaju hingga Jeddah karena para penumpang kapal tersebut adalah calon jamaah haji.
Jika
kalian pernah menonton Film TITANIC, mungkin akan membayangkan hal yang sama di
awal cerita pada novel ini yang hampir mirip dengan awalan film Titanic. Tapi
harus ku akui, ini lebih keren dari titanic.
Satu
persatu, tokoh dalam novel ini diperkenalkan. Tersebutlah Daeng Andipati, seorang yang terpandang karena
telah berhasil menyelesaikan sekolahnya di Belanda. Ia bersama istri dan kedua
anaknya, Elsa dan Ana. (Elsa dan Anna. secara terang terangan Penulis novel
mengaku ini terinspirasi dari nama tokoh utama dalam film animasi Walt Disney
berjudul: FROZEN)
Gurruta atau Ahmad Karaeng pun
menjadi tokoh penting dalam novel ini. Ia adalah seorang ulama masyhur. Ada
pula Kapten Philips, kapten kapal yang akan membawa penumpang menunaikan ibadah
haji di Mekah. Serta ada Ambo Uleng, seorang kelasi pendiam yang direkrut
oleh Kapten Philips dan menjadi satu-satunya kelasi yang dapat berbahasa
Melayu.
Selain
itu juga ada tokoh Bonda Upe yang berangkat bersama suami
tercinta menaiki BLITAR HOLLAND menuju Baitullah. Bonda Upe ini sangat pendiam,
lebih suka mengurung diri, keluar hanya untuk kebutuhan ibadah, dan sesekali
untuk makan. Meskipun dia berperan sebagai guru mengaji di dalam kapal.
Setelah
berhenti di beberapa pelabuhan, rupanya kapal Blitar Holland ditumpangi oleh sepasang kakek -
nenek yang saling mencintai. Mbah Kakung dan Mbah Putri beserta satu anak perempuannya naik
dari Pelabuhan Semarang, Keromantisan pasangan yang tidak lagi muda itu membuat
iri seluruh penghuni kapal. Meraka bisa saling mengenal karena setiap solat
berjamaah, atau makan di kantin selalu bertemu. dan Akrab begitu saja, terlebih
pada keluarga Daeng Andipati yang memiliki dua putri bertingkah menggemaskan.
Hari
demi hari berlalu. Kisah perjalanan panjang itu mulai terangkai dan
pertanyaan-pertanyaan itu satu per satu hadir. Ya, ada lima pertanyaan yang
dibawa oleh penumpang dalam kapal Blitar Holland.
Pertanyaan
yang tercantum dalam sinopsis, tentang masa lalu yang memilukan. Tentang
kebencian kepada seseorang yang seharusnya disayangi. Tentang kehilangan
kekasih hati. Tentang cinta sejati. Tentang kemunafikan.
Jika
kalian membaca Novel, sepertinya harus bersabar menanti pertanyaan - pertanyaan
tersebut. Karena pertanyaan pertama saja baru terucap di Bab ke 31, sementara
total seluruh bab mencapai 51 bab. Tapi jangan khawatir, karena pada setiap bab
ada cerita penghantar pertanyaan - pertanyaan itu sendiri. Setiap bab tak boleh
terlewatkan.
Pertanyaan pertama dari Bonda Upe, tentang masa lalu yang memilukan.Ternyata di balik pendiamnya Bonda Upe yang sering mengurung diri di dalam kabin, memiliki masa lalu yang memilukan. Siapa sangka Guru mengaji di atas kapal ini dahulunya pernah terjerumus dalam lubang kemaksiatan. Meski itu sangat terpaksa, karena memang dipaksa.
Pertanyaan pertama dari Bonda Upe, tentang masa lalu yang memilukan.Ternyata di balik pendiamnya Bonda Upe yang sering mengurung diri di dalam kabin, memiliki masa lalu yang memilukan. Siapa sangka Guru mengaji di atas kapal ini dahulunya pernah terjerumus dalam lubang kemaksiatan. Meski itu sangat terpaksa, karena memang dipaksa.
Nasibnya
masih untung, karena diselamatkan lelaki yang mencintainya sejak kecil, lelaki
yang saat ini menjadi suami tercintanya.Dalam novel ini tokoh Guruta, atau Ahmad Karaeng yang berperan sebagai ulama
termahsyur yang menjawab pemahaman - pemahaman dari setiap pertanyaan. Setiap
pertanyaan terbagi menjadi 3 pemahaman baik.
Sayangnya
dalam Novel setiap jawaban itu menuangkan kurang lebih 3 halaman, jadi tak bisa
kuingat pasti jawaban itu.hanya inti dari jawaban pertama, yakni tentang masa
lalu yang memilukan.
Cara terbaik menghadapi masa lalu adalah
dengan dihadapi. Berdiri gagah. Mulailah dengan damai menerima masa lalumu?
Buat apa dilawan? Dilupakan? Itu sudah menjadi bagian hidup kita. Peluk semua
kisah itu. Berikan dia tempat terbaik dalam hidupmu. Itulah cara terbaik
mengatasinya. (hal 312)
Pertanyaan
ke dua adalah pertanyaan favoritku. Entahlah, mungkin karena aku hampir merasa
memiliki pertanyaan yang sama, meski ceritanya berbeda.Pertanyaan ke dua
berkaitan tentang kebencian pada seseorang yang seharusnya kita sayangi.
Siapa
sangka Daeng Andipati yang memiliki kekayaan di usia muda melalu kerja keras
dari keringat sendiri ini memiliki kebencian pada seseorang, Daeng Andipati
yang terlihat tak memiliki masalah karena selalu terlihat bahagia bersama kedua
putri dan istrinya itu ternyata memiliki kebencian pada seseorang, bahkan
setelah 5 tahun kematian orang tersebut malah semakin membencinya, Membenci
orang yang seharusnya kita sayangi.
Hampir semua pertanyaan di jawab melalui kaliamat pemahaman oleh Guruta, Ulama Mahsyur dari ranah Sulawesi. "... aku membencinya. Aku membenci ayahku sendiri." (hal. 370)" Ada orang-orang yang kita benci. Ada pula orang-orang yang kita sukai. Hilir mudik datang dalam kehidupan kita. Tapi apakah kita berhak membenci orang lain? ... Pikirkan dalam-dalam, kenapa kita harus benci? Kenapa? Padahal kita bisa saja mengatur hati kita, bilang saya tidak akan membencinya. Toh itu hati kita sendiri. Kita berkuasa penuh mengatur-aturnya. Kenapa kita tetap memutuskan membenci? Karena boleh jadi, saat kita membenci orang lain, kita sebenarnya sedang membenci diri sendiri." (hal. 373)."Maka ketahuilah Andi, kesalahan itu ibarat halaman kosong. Tiba-tiba ada yang mencoretnya dengan keliru. Kita bisa memaafkannya dengan menghapus tulisan tersebut, baik dengan penghapus biasa, dengan penghapus canggih, atau dengan apapun. Tapi tetap tersisa bekasnya. Tidak akan hilang. Agar semuanya benar-benar bersih, hanya satu jalan keluarnya, bukalah lembaran kertas baru yang benar-benar kosong.Buka lembaran baru, tutup lembaran lama yang pernah tercoret. Jangan diungkit-ungkit lagi. Jangan ada tapi, tapi, dan tapi. Tutup lembaran tidak menyenangkan itu. Apakah mudah melakukannya? Tidak mudah. Tapi jika kau sungguh-sungguh, jika kau berniat teguh, kau pasti bisa melakukannya, Andi. Berjanjilah kau akan menutup lembaran lama itu. Mulai membuka lembaran baru yang benar-benar kosong. Butuh waktu untuk melakukannya. Tapi aku percaya, saat kapal ini tiba di Jeddah, hati kau sudah lapang seperti halaman baru…” Pertanyaan ketiga yang saya kira akan datang dari tokoh Ambo Uleng, Ternyata bukan, masih ada pertanyaan ketiga dari penumpang lain.
Hampir semua pertanyaan di jawab melalui kaliamat pemahaman oleh Guruta, Ulama Mahsyur dari ranah Sulawesi. "... aku membencinya. Aku membenci ayahku sendiri." (hal. 370)" Ada orang-orang yang kita benci. Ada pula orang-orang yang kita sukai. Hilir mudik datang dalam kehidupan kita. Tapi apakah kita berhak membenci orang lain? ... Pikirkan dalam-dalam, kenapa kita harus benci? Kenapa? Padahal kita bisa saja mengatur hati kita, bilang saya tidak akan membencinya. Toh itu hati kita sendiri. Kita berkuasa penuh mengatur-aturnya. Kenapa kita tetap memutuskan membenci? Karena boleh jadi, saat kita membenci orang lain, kita sebenarnya sedang membenci diri sendiri." (hal. 373)."Maka ketahuilah Andi, kesalahan itu ibarat halaman kosong. Tiba-tiba ada yang mencoretnya dengan keliru. Kita bisa memaafkannya dengan menghapus tulisan tersebut, baik dengan penghapus biasa, dengan penghapus canggih, atau dengan apapun. Tapi tetap tersisa bekasnya. Tidak akan hilang. Agar semuanya benar-benar bersih, hanya satu jalan keluarnya, bukalah lembaran kertas baru yang benar-benar kosong.Buka lembaran baru, tutup lembaran lama yang pernah tercoret. Jangan diungkit-ungkit lagi. Jangan ada tapi, tapi, dan tapi. Tutup lembaran tidak menyenangkan itu. Apakah mudah melakukannya? Tidak mudah. Tapi jika kau sungguh-sungguh, jika kau berniat teguh, kau pasti bisa melakukannya, Andi. Berjanjilah kau akan menutup lembaran lama itu. Mulai membuka lembaran baru yang benar-benar kosong. Butuh waktu untuk melakukannya. Tapi aku percaya, saat kapal ini tiba di Jeddah, hati kau sudah lapang seperti halaman baru…” Pertanyaan ketiga yang saya kira akan datang dari tokoh Ambo Uleng, Ternyata bukan, masih ada pertanyaan ketiga dari penumpang lain.
Ambo
Uleng adalah pemuda gagah yang mendaftarkan diri di kapal Blitar Holland, jadi
apapun, asalakan bisa ikut berlayar jauh dengan kapal ini, berlayar jauh
meninggalkan kisah cinta yang menyakitkan. Beruntung kapten Philips memutuskan
menerima Ambo Uleng yang nantinya justru akan menjadi SuperHero di kapal ini,
Alias penyelamat keadaan.
Ada banyak kejadian yang membuat A mbo
Uleng menjadi penyelamat keadaan.Seperti ketika turun di pelabuhan Surabaya,
saat Anna, Elsa dan Ayahnya (Daeng Andipati) berbelanja baju di pasar. Tiba -
tiba suara bom berdentum, membuat panik seluruh isi pasar. Bom pembrontakan
warga Surabaya pada penjajah belanda.
Semua
panik, berlari sebisa mungkin keluar dari pasar, beberapa terjatuh, termasuk
Anna, sementara Elsa tercerai berai dari Ayahnya, Daeng Andipati berteriak
panik mencari kedua putrinya, hanya Elsa yang ketemu. beberapa kali Daeng
andipati mencari Anna, bahkan sampai menerjunkan bantuan dari beberapa kelasi
kapal. tapi hasilnya nihi.Ketika hampir Maghrib, datanglah Ambo uleng yang
menggendong gadis berusia 9 tahun dengan wajah pias.
Bukan hanya itu saja, bahkan Ambo uleng pernah
menolong Daeng Andipati saat hendak ditikam penyelusup yang ternyata mantan
pegawai Ayah Daeng Andipati yang memiliki Kebencian pada Ayahnya. Namun
kebencian semua orang pada Ayahnya jika disatukan semua, takkan lebih besar
dari kebencian Daeng Andipati pada ayahnya. Ambo Uleng juga menjadi penyelamat kapal ketika mesin
uap di pastikan tidak bisa beroperasi. Seperti
awal cerita, Ambo uleng adalah pelaut yang sangat berpengalaman, tapi bukan di
bidang mesin uap, hanya untuk perahu berlayar ahlinya.Dan ketika itu, Mesin uap
sempurna mati total, perahu terombang - ambing di tengah lautan luas saat malam
sempurna menyelimut. Ambo uleng yang sempat melihat BLITAR HOLAND memiliki
tiang layar memberanikan diri memberikan usul agar kapal tetap berjalan dengan
Layar, Kapten Philips awalnya ragu, karena dia sendiri kapten yang memiliki jam
terbang lebih banyak dari Ambo uleng belum pernah mengoprasikan BlitarHoland
dengan layar, tapi Ambo Uleng meyakinkannya, hingga perahu tetap berlayar
menuju pelabuhan Kolombo, Srilangka, untuk memperbaiki Mesin Uap kapal. Dan yang terahir adalah aksi Heroik dari Ambo Uleng.
Yang ini tidak akan saya ceritakan, karena menurutku inilah klimaks dalam novel
RINDU.
Dan Mbah kakung memiliki jiwanya kembali untuk melanjutkan perjalanan panjang
Pertanyaan
ke empat inilah yang bisa jadi menjadi pertanyaan sebagian besar para pembaca
Novel yang ditunggu - tunggu, pertanyaan dari Kisah Cinta Ambo Uleng, dari
kelasi yang pendiam, yang slalu menyibukkan diri untuk melupakan semua, tapi
sekali saja mengingat kata Cinta, Ambo uleng bisa tak berkutik untuk
melupakannya. Pertanyaan
ke empat, Tentang Cinta sejati,Jawaban dari pertanyaan ini begitu terurai
panjang.
Dan
pertanyaan ke lima justru datang dari Guruta sendiri,Seorang ulama termashyur,
memiliki karya hingga ratusan buku. Bisa menjawab bijak 4 pertanyaan
sebelumnya. Tapi dia sendiri tak bisa menjawab pertanyaan yang bersemayam pada
dirinya. Dari
Ambo Uleng lah pertanyaan guruta terjawab. Bukan dengan tulisan, bukan dengan
lisan, tapi dengan perbuatan!!!
Terjawab
sempurna ketika Klimaks cerita terjadi, sebuah klimaks yang tak terduga. Sama
sekali tak terduga. Bahkan Gurutta sempat di penjara ketika ketahuan oleh
tentara Hindia Belanda yang bertugas mengawal BLITAR HOLLAND saat menyelesaikan
sebuah buku karya terbarunya tentang KEMERDEKAAN ADALAH HAK SETIAP BANGSA DAN
NEGARA. **
Tinting Stainless Steel Stainless Watch Band - The Tinting
BalasHapusTinting Stainless Steel Stainless Watch babyliss pro nano titanium Band - babyliss pro titanium straightener Tinting Stainless Steel Stainless Steel mens titanium earrings stainless titanium jewelry for piercings watches are made with premium steel to titanium hair straightener bring you the best